Kamis, 16 April 2009

PERPADUAN HARMONIS

TAMAN GAYA TROPIS-BALI DAN ARSITEKTUR MODERN

 

Desain taman umumnya mengacu pada gaya arsitektur yang berlaku pada bangunannya. Namun pada TMS Office yang berada di Bogor ini memiliki taman bergaya Tropis-Bali dengan bangunan bergaya arsitektur modern. Perpaduan harmonis keduanya menghadirkan nuansa fun dan fresh.

Kecintaan akan pesona kemolekan Pulau Dewata-Bali membuat sang pemilik meminta bantuan Missfa Orchid Landscape untuk merancang ulang taman, sedangkan bangunan dirancang ulang oleh Ir Surjanto dip,L dari JA Design. Bangunan dirancang oleh sang arsitek memiliki banyak bukaan sehingga taman dapat tampil laksana dalam etalase, kesegaran taman pun terasa hingga ke dalam ruang kerja.Taman ini tidak hanya memberi nilai prestisius bagi pemiliknya, namun juga dapat membangkitkan semangat berprestasi dan berkreasi bagi penikmatnya.

Hardscape sebagai foreground

          Kekuatan rancangan arsitektur bergaya modern yang unik dan artistik menjadi pertimbangan dalam merancang taman yang mengelilingi bangunan ini. Untuk mengimbangi tampilan bangunan sekaligus memunculkan atmosfer Bali, hardscape atau elemen perkerasan ditampilkan sebagai foreground, sedangkan softscape (tanaman) menjadi backgroundnya.

        Elemen hardscape ditentukan letaknya mengikuti alur garis dari bentuk sudut-sudut bangunan dengan proporsi yang seimbang. Bentukan hardscape seperti pilar-pilar, wall dan deck merupakan repetisi dari bentukan arsitektur bangunan sehingga terlihat harmonis dan tidak berantakan. Pond juga dipilih melengkapi taman ini agar suasana segar dan genre Bali lebih terasa. Uniknya lagi pond dirancang agar tidak menggusur pohon kelapa yang ada, karena keberadaan pohon kelapa sangat mendukung image Taman Tropis Bali.

Warna alami untuk hardscape

        Bentukan hardscape cenderung clean dan simpel sesuai gaya arsitektur modern. Lalu bagaimana dengan nafas Bali yang biasanya penuh detail ukiran rumit? Sang arsitek landscape, Hendrianto, merancang material finishing untuk hardscape dengan memilih batu alam dan kayu. Selain menggunakan warna-warna alami yang hangat, dirancang pula ruang atau posisi peletakan untuk menampilkan artwork bergaya Bali sebagai aksen, seperti pada pilar pergola dan pond.

        Meskipun warna-warna alami yang dipilih sebagai material finishing, tidak membuat suasana menjadi monoton. Hamparan deck ini contohnya, tetap tampil dinamis berkat aksen garis dari batu andesit. Material batu andesit digunakan juga sebagai skin untuk sitting wall (bench) berukuran 2x0.4x0.6 m disisi deck kayu tersebut. Sitting wall ini menjadi tempat favorit saat istirahat untuk relaksasi dan sosialisasi.

        Batu palimanan juga dominan digunakan untuk mempercantik dinding eksterior dan pilar-pilar. Warna cerah dari batu palimanan memberikan kualitas ruang yang segar dan lapang. Timber screen berpotongan sederhana turut menghiasi area dinding eksterior agar kesan tropis makin kental.

Softscape khas Taman Gaya Tropis-Bali

        Hutan-hutan tropis Indonesia dan kebudayaan Bali yang agraris serta religius merupakan sumber inspirasi Taman Gaya Tropis-Bali. Iris, kucai, pandan kuning merupakan tanaman dengan karakter daun sempit seperti rumput, ditata dalam taman ini secara masal dan terletak paling depan. Tanaman dengan karakter ini mengingatkan kita akan hamparan sawah-sawah di Bali. Tanaman berdaun sempit ini juga memberikan suasana luas dan mudah pemeliharaannya.

        Beruntung sudah banyak pohon kelapa di area taman untuk menghidupkan nuansa Tropis-Bali. Selain pohon kelapa, kerabat pisang-pisangan juga menguatkan kesan tropis. Kerabat pisang-pisangan banyak dimanfaatkan untuk mengimbangi kesan vertikal pohon kelapa selain sebagai screen penghalau bad view dari area service tetangga. Jenis pisang-pisangan yang digunakan diantaranya pisang kipas, heliconia golden, pisang bali.

        Kamboja, kembang sepatu dan bougenvil tidak ketinggalan sebagai penyemarak taman ini. Tanaman berbunga ini di Bali sendiri dimanfaatkan bunganya sebagai salah satu media pelengkap ibadah. Tanaman berbunga lainnya di dalam taman ini tampak anthurium bunga merah, angrek tanah bunga ungu, nidelia, spatifilum, pacing bola dan calathea bunga pink.   

        Tanaman-tanaman ini dirancang dengan penanaman mengikuti pola organik. Agar tampil alami dan dinamis, komposisi tanaman secara vertikal pun dibuat beragam, yaitu dengan merangkai aneka jenis tanaman yang memiliki ukuran tinggi berbeda-beda. Seperti pada salah satu rangkaian tanaman ini yang tersusun atas pandan bali, philo marbel dan calathea bunga pink.

        Tanaman pun dibiarkan tumbuh mengikuti bentuk alaminya sehingga perawatannya cukup mudah yaitu hanya disiram dan dipupuk. Sang arsitek landscape juga sangat memperhatikan intensitas sinar matahari pada taman saat merancang. Pada area yang agak teduh digunakan jenis tanaman seperti calathea, pacing, phillodendron dan kucai. Sedangkan pada area yang mendapat sinar matahari penuh,lebih banyak menggunakan tanaman berbunga seperti kembang sepatu, iris, kacang-kacangan, anggrek tanah dan pisang-pisangan. Tanaman akan tumbuh subur dan sehat apabila mendapat sinar matahari yang sesuai bagi kebutuhan pertumbuhan tanaman tersebut.

Lighting mendramatisir kemolekan taman

       Keindahan taman ini tidak hanya saat matahari bersinar memunculkan warna-warna bunga, namun hingga malam hari. Lampu-lampu taman berupa spootlight digunakan untuk mengekspos keindahan artwork dan batang tanaman yang artistik. Underwaterlight juga dipakai untuk menghidupkan suasana pond saat malam hari. Suasana taman pada malam pun terasa hangat dan santai berkat penggunaan cahaya lampu berwarna kuning.